Gelombang protes terhadap kebijakan imigrasi yang dilahirkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terus berlanjut. Dan yang terbaru, ada hampir 100 perusahaan teknologi yang menyatakan satu suara untuk memprotes Trump ke pengadilan.
Apple, Facebook, Uber, Google, dan puluhan perusahaan teknologi lainnya telah bergabung dalam satu kelompok untuk menentang Trump. Mereka menandatangani surat gugatan yang diajukan ke 9th US Circuit Court of Appeals , pada Minggu malam kemarin waktu setempat.
Apple, Facebook, Uber, Google, dan puluhan perusahaan teknologi lainnya telah bergabung dalam satu kelompok untuk menentang Trump. Mereka menandatangani surat gugatan yang diajukan ke 9th US Circuit Court of Appeals , pada Minggu malam kemarin waktu setempat.
Dalam pengajuan gugatan kepada Trump setebal 53 halaman, perusahaan-perusahaan teknologi itu menyatakan dengan tegas bahwa Amerika Serikat bahwa pada dasarnya merupakan "bangsa imigran". Dan jika kebijakan eksekutif itu diberlakukan, maka dampak negatif akan dirasakan oleh Negeri Paman Sam.
Pengacara yang mewakili perusahaan teknologi itu menuliskan kalau pelarangan imigran dari tujuh negara mayoritas Muslim, akan memberi ketidakstabilan dan ketidakpastian yang ongkosnya mahal bagi perusahaan AS. Terutama soal kesulitan mempekerjakan pekerja terbaik dan berdampak pada susahnya bersaing di pasar global.
"Bisnis dan karyawan memiliki sedikit insentif untuk pergi ke sini karena proses yang melelahkan atau sulit memperoleh visa yang pindah ke AS, karena tiba-tiba dihentikan di perbatasan," ujarnya dikutip DAGONEWS, Senin, (6/2/2017).
"Individual yang memiliki keahlian tidak akan berharap melakukan imigrasi ke negara ini karena mereka mungkin diputuskan hubungannya tanpa peringatan ke kekasih, orang tua, keluarga atau teman mereka," tambah dia.
Para perusahaan tersebut tidak menggugat Trump secara langsung. Akan tetapi memberikan dukungan legal pada pihak-pihak yang melakukan gugatan, antara lain negara bagian Washington.
Banyak memang perusahaan teknologi yang mengandalkan karyawan imigran dan bahkan didirikan oleh orang yang bukan asli dari AS. Sehingga kebijakan baru Trump soal imigrasi memang mengancam mereka secara langsung.
No comments:
Post a Comment