Kesejahteraan suatu negara merupakan salah satu tugas paling penting yang harus diperhatikan oleh pemimpin negara. Dengan jumlah rakyat yang banyak lengkap dengan masalah-masalah serta polemik yang tak berkesudahan, tentu itu bukan hal yang mudah dilakukan. Seorang Presiden menanggung beban berat karena tindak tanduk dan cara pemerintahan seorang presiden mempengaruhi kondisi rakyatnya.
Seperti dilansir DAGONEWS, Sabtu (31/12/2016), Bloomberg merilis laporan berjudul Who's Had the Worst Year? How Asian Leaders Fared in 2016. Ada 3 aspek yang dinilai dan Jokowi memiliki nilai positif di ketiganya yaitu menaikkan kekuatan nilai tukar (2,41 persen), menjaga pertumbuhan ekonomi tetap positif (5,02 persen skala tahun ke tahun) dan memiliki tingkat penerimaan publik yang tinggi (69 persen).
Seperti dilansir DAGONEWS, Sabtu (31/12/2016), Bloomberg merilis laporan berjudul Who's Had the Worst Year? How Asian Leaders Fared in 2016. Ada 3 aspek yang dinilai dan Jokowi memiliki nilai positif di ketiganya yaitu menaikkan kekuatan nilai tukar (2,41 persen), menjaga pertumbuhan ekonomi tetap positif (5,02 persen skala tahun ke tahun) dan memiliki tingkat penerimaan publik yang tinggi (69 persen).
Dibandingkan Jokowi, rapor pemimpin lain di Asia-Australia justru jeblok. Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, dan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, punya rapor merah dalam hal kekuatan nilai tukar. Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, dinilai menurun di aspek pertumbuhan ekonomi serta penerimaan publik sementara nilai tukar China di kepemimpinan Xi Jinping juga dinilai menurun.
Berbanding terbalik dengan Jokowi, Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye memiliki catatan merah untuk semua aspek. Nilai tukar Won menurun sebesar 2 persen dan pertumbuhan ekonomi yang hanya di angka 2,87 persen, Geun Hye juga memiliki reputasi tingkat penerimaan publik atas dirinya hanya sebesar 4 persen yang menyebabkan dirinya dipaksa untuk mengundurkan diri.
Dari laporan Bloomberg, rapor cemerlang Presiden Jokowi tak lepas dari kepemimpinan serta kepiawaiannya berpolitik hingga bisa mengendalikan dua per tiga kursi di parlemen. Kesuksesan program tax amnesty juga membuat biaya pembangunan infrastruktur bisa ditanggung.
Dari keseluruhan pemimpin yang dinilai oleh Bloomberg, yaitu delapan pemimpin negara, Jokowi satu-satunya pemimpin dunia yang memiliki semua indikator positif untuk tiga kategori yaitu fluktuasi kurs, pertumbuhan ekonomi dan rating penerimaan publik.
Sementara itu, penerimaan publik paling tinggi dimiliki oleh Presiden Filipina Rodrigo Duterte dengan rating 83 persen, ia juga mendapatkan nilai 7,1 persen dalam upaya menjaga pertumbuhan ekonomi, namun dalam nilai tukar mata uang Peso menurun drastis 5,29 persen atau mendapat rapor merah.
Pertukaran nilai mata uang paling rendah dimiliki oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping yang menurut data telah turun sebesar minus 6,63 persen, paling rendah di antara yang lain.
No comments:
Post a Comment